Selasa, 13 Mei 2008

Mulai Dari Apa Yang Ada dan Apa Yang Bisa Dibuat

Sejak Tahun 2001, Program PIDRA (Particypatory Integrated Development in Rainfed Areas) salah satu program kerjasama Pemerintah RI dengan IFAD (International Fund for Agriculture Development) mulai di luncurkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) salah satu provinsi pelaksana program selain Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di NTT program in dilaksanakan pada 5 (lima) kabupaten, yaitu : Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Alor, Kabupaten Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Timur. Sampai saat ini program ini telah tersebar di 25 Kecamatan, 94 Desa dan 897 Kelompok Mandiri (KM). Program ini telah berjalan 2 (dua) fase, yaitu : Fase I 2001 -2004 dan Fase II 2005 - 2008. Dalam pelaksanaan program ini dilaksanakan dengan pola kemitraan dengan Lembaga Swadaya Masyarkat (LSM), yaitu di Kab. TTS = Yayasan OISCA, Kab. TTU = Yayasan Mitra Tani Mandiri, Kab. Alor = Yayasan Obor Swadaya, Kab Sumba Timur = Yayasan Pahadang Manjoru dan di Kab. Sumba Barat = Yayasan Satu Visi.

Program ini mempersyarakatkan lokasi pelaksanaan harus di Desa Miskin, belum pernah ada program sejenis, lahan kering dan sarana dan prasarana umum terbatas. Hasilnya desa-desa yang terpilih merupakan desa-desa yang sangat terpencil dan sangat sulit untuk mengjangkaunya.

Program PIDRA dilakukan dengan pendekatan : Partisipatif, Fleksibel, Perspektif Jender, Pendampingan LSM, Keberlanjutan dan Desentralisasi.

Program ini dilaksanakan melalui 3 komponen program, yaitu :

A. Komponen Pengembangan Taraf Hidup secara Berkelanjutan

Sub-komp. A: Pemberdayaan Masyarakat dan Kesetaraan Jender

Dengan kegiatan utama : Pengembangan KM, Pengembangan Federasi, Pembentukan dan Penguatan Koperasi, Pengembangan LPD, dan Peningkatan Kesetaraan Gender

- Sub-komp. B: Pengembangan Usaha Mikro =

Sasaran Pelaksana: Individu, KM dan Federasi

Basis usaha: on-, off- maupun non-farm

Strategi Pengembangan Usaha Mikro:

Ø Pengembangan modal

Ø Jejaring bank dan lembaga keuangan

Ø Pengemb. koperasi primer (KM) & sekunder (Federasi)

Ø Pengembangan kapasitas dan manajemen

Ø Dukungan usaha yang telah ada

Ø Jejaring pasar

Sub-komp. C: Pengelolaan SDA yang Berbasis Masyarakat

Konservasi lahan

Pertanian dan Peternakan

Strategi:

Aplikasi demplot, sekolah/temu lapang, studi banding, kaji terap

Pengembangan benih berkualitas

Penyediaan saprodi (obat-obatan, vaksin dan peralatan).

B. Komponen Pembangunan Prasarana Desa =

Perancangan teknis konstruksi fisik

Pembangunan fisik prasarana:

a. air bersih (sumur, PAH dan perpipaan),

b. pasar lokal,

c. balai pertemuan,

d. sarana sekolah

e. kesehatan masyarakat

f. dll.

C. Komponen Pengembangan Kapasitas Kelembagaan dan Manajemen Program =

- Peningkatan kinerja petugas pelaksana program,

- Peningkatan peran Komisi-komisi

- Optimalisasi peran LSM

- Peningkatan SDM (pelatihan, workshop, studi banding, dan pertemuan lainnya).

- Mobilisasi konsultan dan tenaga ahli

- Optimalisasi anggaran dan sarana kerja

- Promosi dan publikasi

- Optimalisasi dukungan Pemerintah daerah

Hasilnya sampai dengan akhir Desember 2007 Dana Umum (Kekayaan) 897 Kelompok Mandiri sebesar Rp. 9.661.881.019,- Berdirinya 94 Lembaga Pembangunan Desa (LPD) yang telah mampu melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi secara partisipatif dan mandiri dalam pembangunan sarana prasarana desa seperti jalan desa, penampungan air hujan, sumur gali, embung/cek dam, perlindungan mata air, perpipaan, pasar desa, perbaikan sarana pendidikan, perbaikan sarana keagamaan, pembangunan fisik konservasi, dan pengembangan kebun bibit desa. Dengan hasilnya begitu besar tingkat keswadayaan masyarakat dan hasil yang optimal dalam pemanfaatan serta upaya pemeliharaan demi keberlanjutan fungsi dari sarana prasarana tersebut.

Dan untuk mendukung pengembangan usaha produktif dari individu pelaku usaha dan usaha kelompok maka telah terbangun suatu kelembagaan Federasi yang merupakan penggabungan kekuatan dari kelompok2 mandiri yang ada di satu desa. Kegiatan federasi di dasarkan pada kegiatan utama dan mayoritas yang di lakukan oleh anggota dan kelompok. Kegiatan utama yang telah dilaksanakan oleh Federasi adalah = Keuangan Mikro, Pemasaran Komoditas dan Usaha Jasa. Sampai saat ini sudah terbentuk 91 Federasi.

Gambaran lain yang ada, kondisi desa-desa PIDRA sebelum program ini masuk merupakan desa-desa langganan rawan pangan setiap tahunnya tapi mulai dari tahun 2005 desa-desa PIDRA telah sudah terbebaskan dari masalah rawan pangan. Rumah rumah anggota kelompok sudah lebih layak dan sehat, kepemilikan aset disetiap rumah tangga meningkat setiap tahunnya, pendidikan anak-anak semakin meningkat, peran perempuan dalam masyarakat dan pemerintahan desa makin meningkat, anggota/pengurus banyak yang terpilih menjadi perangkat desa sampai menjadi kepala desa. Desa-desa yang dulunya tidak terjangkau kendaraan umum saat ini telah dijangkau oleh angkutan umum.

Semua ini dapat terjadi hanya oleh karena masyarakat begitu besar partisipasinya dan begitu besar keinginan untuk maju dan berubah. Ini menunjukkan masyarakat miskin tidak lemah, mereka mempunyai kekuatan yang besar tapi kekuatan itu mereka tidak sadari dan oleh karena itu mereka perlu di dampingi.

Tidak ada komentar: