Hal ini memberi semangat tersendiri maka sejak bulan Juli lalu tiap minggunya Bapak Habel memanen 1 karung dan dijual langsung ke pasar Kalabahi dengan pendapatan rata-rata sekali menjual satu karung Rp. 75.000. Dengan luasan yang sudah memenuhi halaman belakang rumah maka setiap minggunya Pak Habel memanen 2 karung untuk di jual. “ Ternyata ada hasil juga, bisa membantu ekonomi keluarga“ kata Pak Habel membuka cerita sambil duduk di bawah rindangnya para-para dengan rimbunya tanaman labu jepang.
Melihat keberhasilan ini maka para tetangga diam-diam mulai meminta satu dua buah sebagai benih untuk di tanam. Sebelum memberi Pak Habel selalu mewanta-wanti apabila buah labu yang diberikan tidak ditanam maka jangan datang lagi untuk meminta. Rupanya hal ini disadari betul oleh beberapa tetangganya, bahwa labu jepang yang selama ini dikenal hanya sebagai konsumsi sayuran biasa, bisa memberikan nilai tambah, apalagi perawatannya sangat sederhana, dengan mebuat para-para bambu, dimana bambu banyak terdapat di Desa tersebut.
Dari satu tetangga di sebelah rumah pada bulan Juni lalu menanam 2 butir labu jepang, kini sudah 9 rumah tangga di sekitarnya menanam labu jepang dengan membuat para-para yang sanagt apik bila di lihat.
“ Ini pengalaman pertama saya bagaimana mempengaruhi tetangga sekitar menanam labu jepang. Hasilnya lumayan untuk beli garam dan minyak goreng atau minyak tanah” demikian pak Habel bercerita. “ Saat bulan begini hal yang paling sulit adalah Air, jadi hasil agak sedikit berkurang, tanaman sebagian mulai mongering. Tetapi sekali lagi lumayan sudah memberikan pendapatan selama 3 bulan ini bagi Keluarga saya dan tetangga-tetangga sekitar “ sambil menutup ceritannya dengan sepiring ubi rebus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar