Senin, 17 November 2008

Membangun Ekonomi Pedesaan

Mungkin judul ini terlalu besar dan luas maknanya untuk apa yang saya tulis ini, tapi yang ingin saya kemukakan dalam tulisan ini adalah Bagaimana masyarakat miskin yang telah diberdayakan mampu untuk kembali menghidupkan dan mengelola dengan baik gedung koperasi unit desa yang tidak berfungsi selama ini.
Ini adalah cerita tentang suatu Federasi yaitu gabungan dari beberapa kelompok yang ada di suatu desa yang selama ini didampingi oleh Program PIDRA, mereka bergabung dengan maksud untuk menyatukan kekuatan dari kelompok-kelompok mereka untuk membuat aktivitas usaha yang lebih besar dan lebih kuat lagi dalam rangka mendukung berbagai aktivitas usaha anggota kelompok dan usaha kelompok mereka. Biasanya Federasi ini bergerak di bidang Pemasaran Bersama hasil usaha anggota dan kelompok, Simpan Pinjam (keuangan mikro), dan juga usaha penjualan sembako yang sifatnya grosiran bagi para anggota kelompok yang membuka usaha kios.
Federasi MATAWAI PARADANG (mata air yang terawat) di Desa Rambangaru Kecamatan Hahar Kabupaten Sumba Timur Provinsi NTT. Federasi ini terbentuk pada tanggal 23 Mei 2008 yang beranggotakan 7 Kelompok Mandiri Program PIDRA di desa tersebut. Ketua Federasi ini bernama Ibu Ngana Edju. Dari Rapat seluruh pengurus dan anggota federasi ini, mereka memutuskan untuk mulai dengan kegiatan perkiosan dengan maksud untuk dapat membantu melayani anggota yang mempunyai usaha kios sehingga mereka tidak perlu membeli barang-barang jualan mereka dari agen/distributor yang berada jauh di Ibukota kabupaten (kota Waingapu) dan juga untuk melayani warga lain disekitarnya. Setelah berjalan sebulan, usaha mereka mulai menampakkan hasil yang menggembirakan dan mereka berniat untuk mengembangkan lagi namun mereka terkendala dengan tempat usaha yang layak dan strategis. Di desa mereka ada sebuah Gedung KUD yang telah lama tidak berfungsi lagi (dari tahun 1990), untuk itu melalui pendamping lapangan dan di dukung oleh Kepala Desa serta Camat setempat mereka mengajukan surat pinjam pakai Gedung KUD tersebut ke Dinas Koperasi Kabupaten Sumba Timur. Surat ini ditanggapi positif oleh Kepala Dinas Koperasi Kabupaten dan menyetujui untuk dipinjam gedung dan seluruh asset yang ada didalamnya.
Mulailah Federasi ini membuka usaha di gedung KUD tersebut dan dari waktu ke waktu usaha mereka makin berkembang. Dalam kunjungan saya bersama Koordinator PIDRA Nasional, Ir. Djadi Purnomo, MM pada tanggal 22 Oktober 2008 kami mendapatkan hal-hal yang luar biasa tentang gambaran usaha dari federasi tersebut melalui buku-buku keuangannya, seperti omzet hariannya mencapai rata-rata Rp 2 juta per hari dan setiap 3-4 hari mereka mengeluarkan dana Rp. 7 - 9 Juta untuk mengisi kembali stok barangnya. Mereka telah mampu membiayai satu orang pegawai tetap dan mereka merencanakan untuk terus mengembangkan jenis-jenis barang yang akan dijual, bahkan mereka mempunyai potensi untuk menjadi pangkalan minyak tanah serta mengembangkan usaha untuk menjual pulsa (voucher) dari beberapa provider telepon genggam (HP) yang telah beroperasi di wilayah tersebut. Selama kami berada di federasi tersebut terlihat para pembeli begitu ramai datang berbelanja disitu. Mereka telah mampu berkontribusi dalam upaya mengembangkan perekonomian di desanya.
Sekali lagi mereka masyarakat miskin yang selama ini tidak diperhitungkan di desanya telah mampu menunjukkan bahwa selama ada daya upaya, bersatu padu dan dikelola dengan baik mampu untuk berbuat sesuatu yang besar. Gedung KUD yang selama ini mubazir telah mampu mereka hidupkan/manfaatkan kembali. Mereka makin memandang sinar terang masa depan yang lebih baik lagi. Maju terus Federasi Matawai Paradang jadilah mata air yang selalu terawat untuk memberikan kehidupan dan kesejukan bagi setiap orang yang memerlukanmu.

Tidak ada komentar: