Pengalaman paling berharga sebagai salah satu pelaku Program PIDRA di Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah melihat keberhasilan para petani dan kelembagaannya (Kelompok Mandiri (KM), Lembaga Pembangunan Desa (LPD) dan Federasi) dan para petugas lapangan (Fasilitator LSM dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)/Petugas Teknis Lapangan (PTL)) dalam membangun hidup dan kehidupan para petani, kelompok dan desanya. Mulai dari desa paling miskin, petani/masyarakat termiskin diantara yang miskin, desa tertinggal, desa terisolir dan predikat marginal lainnya berhasil menjadi desa yang surplus pangan (tidak pernah rawan pangan lagi), usaha perorangan maupun kelompok berkembang, pendidikan bagi anak usia sekolah makin terjamin, kesehatan masyarakat desa semakin meningkat, kebiasaan bertani tebas bakar dan ladang berpindah berubah menjadi ladang menetap dengan teras-teras yang tertata rapi, dari usaha tanam menanam hanya pada musim hujan saja menjadi tanam menanam sepanjang tahun, dari menjual hanya di desa saja secara perorangan menjadi penjual di tingkat kabupaten bahkan bisa menembus pasar nasional melalui pasar lelang di Surabaya-Jawa Timur, pemasaran bersama membuat petani/kelompok tidak lagi dipermainkan harga dan timbangan oleh para pedagang/tengkulak, dari desa terisolir berubah menjadi desa yang sudah dimasuki oleh angkutan umum, dari desa yang tidak pernah di kunjungi para pemimpin wilayah menjadi desa yang dibanggakan para pemimpin wilayah, dari orang/petani yang terpinggirkan menjadi pimpinan/aparat desa, dari orang/petani yang pasrah pada nasib dan alam menjadi orang/petani yang mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatannya sendiri, dari desa yang kering dan tandus menjadi desa yang hijau dan subur, dari desa yang muram menjadi desa penuh dengan keriangan, canda, tawa, nyanyian penuh suka dan bahagia. Ini hanya merupakan gambaran kualitatif tapi bukan berarti hanya cerita kosong atau asal bunyi saja tapi data-data kuantitatif tersedia, hasil survey rumah tangga setiap tahunnya oleh pihak independent juga tersedia, dan yang paling penting bukti nyata tersedia, datang dan berinteraksilah dengan petani, kelompok mandiri, pengurus LPD, pengurus federasi secara langsung di desa pelaksana program PIDRA di Kabupaten TTS, TTU, Alor, Sumba Timur dan Sumba Barat (termasuk Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah).
Pengalaman berharga yang dapat kami bagi adalah Pengalaman yang kami sebut Upaya Peningkatan Pendapatan Masyarakat Ramah Lingkungan.... Pengalaman ini bagi kami sangat berharga karena benar-benar suatu proses belajar dari apa yang masyarakat buat. Kapasitas masyarakat dan kelembagaan masyarakat yang kuat (KM, LPD dan Federasi) memberikan kekuatan dan secara sadar mereka mampu membangun hidup dan kehidupan mereka, membangun desa mereka dan membangun lingkungan alam sekitarnya hasilnya Ladang menetap dengan teras yang tertata rapi dan diisi dengan tanaman2 produktif dan pakan ternak, ternak sapi, kambing, babi dan ayam, embung-embung mini untuk menangkap dan menjebak air hujan sehingga aktivitas pertanian tidak hanya sebatas musim hujan saja dan berkembangnya biogas dari kotoran/cirit sapi sehingga tersedianya bahan bakar yang murah dan ramah lingkungan. Siklus yang sangat baik dan menguntungkan ini, yaitu ladang, tanaman dan air disatu sisi; ternak sapi, kambing, babi dan ayam yang memanfaatkan hijauan/pakan dari pertanaman diladang dan air dari embung-embung disatu sisi; Biogas memanfaatkan kotoran/cirit sapi untuk penyediaan energi bagi aktivitas hidup manusia di satu sisi; Siklus ini memberikan keuntungan kepada manusia (peningkatan pendapatan) dan menguntungkan bagi kelestarian alam (terasering, embung mini, penghijauan, mengurangi pembakaran dan pemotongan hutan/semak, memanfaatkan limbah dan mengurangi efek pemanasan global)sehingga manusia dapat hidup lebih sejahtera di lingkungan yang lestari.
Banyak program yang telah digulirkan dan dilaksanakan oleh masyarakat tapi tidak banyak program yang dapat menghasilkan seperti siklus tersebut diatas. Program PIDRA yang hanya diawali dengan konsep penguatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan masyarakat ternyata memberikan dampak yang begitu besar terhadap perkembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Mari kita belajar dari kearifan dan kekuatan masyarakat pedesaan itu inti dari suatu proses pemberdayaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar