Minggu, 12 Agustus 2018

Lama ditinggalkan.....

Hari ini...... disaat sedang menata file file dihardisk laptop tanpa sengaja ketemu file pintasan ke Blog Masyarakat Miskin Tidak Lemah yang saya buat untuk menulis setiap pikiran yang muncul di kepala saya sehingga pikiran tersebut tidak lewat begitu saja karena saya yakin setiap pikiran yang datang di kepala saya adalah berkat dari Tuhan... Terakhir postingan saya pada bulan September 2010 berarti sudah hampir 8 tahun saya tidak aktif menulis pada Blog ini.....

Hari ini...... Saya yakini bahwa ini bukan suatu kebetulan belaka tapi saya yakin bahwa ada rancangan Tuhan yang sedang terjadi dan hanya menunggu waktu untuk dapat memahami apa maksud dari rancangan Tuhan untuk saya diingatkan tentang Blog ini.....

Hari ini..... Suasananya sudah jauh berbeda pada waktu terakhir saya menulis pada Blog ini.... Waktu itu saya masih PNS aktif dan semangat untuk meniti karier PNS dengan berusaha untuk memberikan yang terbaik dari hidup saya untuk daerah NTT tercinta masih begitu menggebu gebu. Saat ini saya sudah pensiun sebagai PNS atas permintaan sendiri (Pensiun Dini). Hampir setahun saya sudah menjalani status ini.... Saya merasa sudah cukup untuk berkiprah dalam karya kehidupan melalui profesi sebagai PNS..... Saatnya saya berkarya sebagai pribadi yang bebas untuk berbuat yang terbaik walaupun itu hanya setitik nokhtah yang mungkin tidak berarti dalam pandangan orang lain..... Namun... Itulah saya yang selalu berprinsip lebih baik berbuat walaupun kecil masih jauh lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali.....

Hari itu...... Di Tahun 2011 pada bulan Agustus ya pada bulan yang penuh dengan semangat patriotisme tepatnya pada tanggal 17 Agustus 2011 saya menjejakan kaki saya bersama istri di Kabupaten TTS sebagai pribadi untuk mencari lahan untuk membuat kebun dan Puji Syukur pada Tuhan karena pada saat itu kami diperkenankan untuk mendapat sebidang tanah di Kampung Oenali Desa Mnelalete Kec. Amunaban Barat Kabupaten TTS setelah kurang lebih 1 tahun kami mencari cari lahan...... Ya.... Saat itu saya mulai merealisasikan mimpi saya untuk menjadi seorang petani.... Mencoba menerapkan ilmu pertanian yang saya dapat dari Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana.... Mencoba merealisasikan mimpi saya untuk menjadi Petani Bunga Potong di NTT.... Mulai dari menanam sampai memasarkannya di Kota Kupang, Ibukota Provinsi NTT.... Banyak petani dan pengusaha tanaman hias tapi saat itu belum ada yang khusus bergerak di bunga potong.... Itulah sebabnya walaupun saya tinggal di Kota Kupang yang kurang lebih berjarak 118 km untuk mencapai lokasi kebun saya tapi itu tidak menyurutkan semangat saya karena saya sadar bahwa usaha bunga potong ini akan sangat baik kalau dilakukan di SoE Timor Tengah Selatan yang merupakan dataran tinggi di Pulau Timor ini.....

Hari ini.... Saya sadar bahwa ternyata mulai dari saat itu mulai terbesit dalam pikiran saya untuk suatu waktu saya akan berhenti dari PNS untuk menjadi seorang petani.... menjadi seorang pengusaha..... Ya memang aneh disaat usia semakin lanjut malah berpikir untuk keluar dari zona nyaman bahkan tidak tanggung tanggung menjadi petani .... Salah satu profesi yang dipandang sebelah mata bahkan tidak pernah lagi ada anak/anak muda yang bercita cita menjadi petani.... Kenapa ? Yah profesi petani itu tidak lepas dari kesan miskin, kotor, bau, kerja berat, dan tidak menguntungkan.... Itulah pandangan umum yang ada saat ini... Tapi karena itulah saya tertantang dan untuk membuktikan bahwa pandangan itu salah... Petani adalah profesi yang mulia dan dari bertani bisa menjadi kaya dan berpengaruh...... Memang tidak mudah.... tidak gampang.... tapi paling tidak, saya ada dalam proses itu.....

Hari ini..... Oleh karena proses itulah (Mungkin, saya tidak berani menilai diri sendiri) kemudian saya ditawarkan oleh Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) untuk menduduki jabatan Kepala Divisi Agribisnis pada Badan Pengelola Usaha Undana... Tapi.... siapakah yang tahu rancangan Tuhan, dalam perjalanan proses itu saya malah ditetapkan sebagai Kepala Badan Pengelola Usaha Undana... Itulah kebesaran Tuhan... Kemahakuasaan Tuhan...... Yah ternyata saya harus kembali mengabdi pada Almamater tercinta... Berjuang bersama seluruh Civitas Akademica untuk bersama membangun Undana menuju visi Gobal University dalam status barunya sebagai Badan Layanan Umum (BLU)..... Bekerja keras secara bersama sama untuk mengembangkan Undana sebagai BLU dan mulai berani bermimpi untuk suatu waktu Undana akan mencapai status Perguruan Tinggi Berbadan Hukum (PTBH)....

Hari ini.... Saya berbagi sedikit dari karya Tuhan dalam hidup saya ini.... Mudah2an saya bisa menulis lagi untuk berbagi secara khusus tentang Bagaimana membangun usaha bunga potong di Kota Kupang dan kisah kisah lainnya.... Bila Tuhan berkenan maka pasti lambat atau cepat akan terjadi.... Dan saya yakini bahwa semua itu indah pada waktu Nya.... Amin.

Senin, 13 September 2010

Proviciat Kawan........

Adalah menjadi suatu kebanggaan bila ada salah satu teman kita mendapatkan penghargaan atas suatu prestasi apalagi penghargaan itu bukan hanya tingkat Provinsi atau tingkat Nasional tapi ini penghargaan bertaraf Internasional............... Sangat membanggakan......

Suatu prestasi bukan didapat dengan mudah, misalnya hanya tidur-tiduran, duduk bermalas- malasan, bekerja asal jadi, tidak tekun dan lain sebagainya tapi suatu prestasi bisa dicapai kalau kita bekerja keras, bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerja cerdas, pantang menyerah, mau berkorban, mempunyai komitmen yang tinggi, membangun jejaring dan lain sebagainya. Apalagi pekerjaan yang harus di hadapi bukanlah pekerjaan yang gampang atau ringan yaitu pemberdayaan masyarakat miskin di daerah kritis dan terpencil....... Dan organisasi yang menjadi penggerak hanyalah suatu LSM........... kalau berhasil ..... LUAR BIAAAASAAA.... !!!!!

Inilah dasar pikiran kenapa saya harus berbangga pada saat mendapatkan informasi bahwa teman saya, Ir. Vincent Nurak, Direktur Yayasan Mitra Tani Mandiri di Kabupaten Timor Tengah Utara – NTT mendapat Penghargaan dari UNDP (salah satu badan dunia dibawah PBB) berupa Equator Awards khusus di bidang Lingkungan dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Saat ini Pak Vincent sedang dalam perjalanan ke Markas Besar PBB di New York untuk mengikuti berbagai rangkaian kegiatan dan puncaknya pada tanggal 20 September 2010 nanti akan menerima penghargaan tersebut.

Memang pantas bahkan sangat pantas...... Bila kita ikuti jejak Pak Vincent khususnya pada waktu kita bermitra dalam pengembangan suatu program pemberdayaan masyarakat, yaitu PIDRA di NTT, Pak Vincent dengan Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) mendapatkan tanggung jawab untuk wilayah Timor Tengah Utara (TTU) mulai dari tahun 2001 sampai dengan berakhirnya pendanaan program pada Desember 2008 begitu banyak prestasi yang telah ditunjukkan oleh para petani yang tergabung dalam Kelompok Mandiri (KM), Lembaga Pembangunan Desa (LPD) dan Federasi sebagai gabungan KM yang ada di satu desa ( 10 KM) baik dalam manajemen/administrasi organisasi, kegiatan usaha ekonomis produktif, perbaikan/pelestarian lingkungan (SDA), membangun jejaring sehingga terbentuknya asosiasi pemasaran bersama sehingga benar-benar dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani serta memperbaiki lingkungan hidup terutama mengendalikan ladang berpindah dan sistim tebas bakar melalui pembangunan terasing yang begitu luas serta ribuan lubang atau jalur olahan yang dikenal dengan teknologi olah lubang dan olah jalur. Dan yang paling mengesankan adalah setelah PIDRA selesai pada Desember 2008 sampai saat ini 17 Desa Program PIDRA masih terus di dampingi oleh YMTM bahkan replikasi pendekatan program dengan berbagai penyempurnaan metode telah di kembangkan oleh YMTM ke desa – desa lain di TTU melalui dukungan dana dari berbagai donor seperti ANTARA dan lain-lain.

Kemudian sebgai bahan refleksi apakah kita hanya puas dan berbangga saja terhadap prestasi teman kita ini? Bagi saya pribadi, ada beberapa hal positif yang dapat menjadi motivasi dan sekaligus upaya perbaikan cara kerja kedepan, antara lain :

1. Ini suatu pembuktian bahwa bila kita mau dan sungguh-sungguh melakukannya maka tidak ada yang tidak bisa; Petani-petani (masyarakat desa) yang kita anggap bodoh, tidak mampu dan miskin tapi kalau kita dampingi dengan benar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang-orang yang hebat bahkan kadang diluar dari prediksi kita. Disisi lain dari pekerjaan seperti ini dapat mengantarkan seorang Vincent Nurak dari TTU untuk sampai ke New York dan menerima penghargaan bertaraf internasional, siapa yang sangka?

2. LSM lokal adalah suatu potensi besar yang apabila diajak bermitra dapat menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pembangunan di daerah NTT tercinta ini. Kapasitas mereka sudah teruji dan terbukti, sehingga kenapa pemerintah musti ragu untuk menggandeng LSM, memberikan dana kepada LSM untuk turut berpartisipasi dalam mengentaskan kemiskinan di NTT dan memajukan serta mensejahterakan masyarakat NTT.

3. Masih banyak stakeholder lainnya di NTT ini yang bisa mempunyai potensi untuk diajak bekerjasama (bermitra) untuk bersama-sama instansi pemerintah terkait untuk membangun NTT terutama membangun perekonomian NTT terutama mengembangkan perekonomian pertanian NTT yang menjadi gantungan hidup 80% masyarakat NTT.

Sekali lagi saya ingin katakan, tinggalkan cara kerja lama karena tuntutan zaman sudah berubah, paradigma pembangunan sudah berubah dan banyak potensi yang bisa kita optimalkan perannya untuk menuju suatu tatanan yang lebih baik.

Mudah-mudah Pak Vincent tidak berhenti sampai disini saja, Pak Vincent jangan terbuai dengan penghargaan ini, Pak Vincent tidak lupa dengan masyarakat kecil yang telah mengantar kesuksesan ini............ Saya yakin Pak Vincent akan bekerja lebih baik lagi, Pak Vincent akan membagi seluruh kemampuannya kepada semua pihak yang membutuhkannya dan Pak Vincent akan mengembangkan kerjasama lebih intensif lagi dengan pemerintah kabupaten, provinsi maupun nasional.

Mudah-mudah kita semua teman-teman Pak Vincent maupun pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat tidak hanya berbangga tapi juga mau menggandeng Pak Vincent, LSM –LSM, Sektor swasta lainnya untuk bersama-sama pemerintah membangun NTT untuk menuju NTT Baru yang lebih sejahtera dan NTT Baru yang lebih berjaya. Amin....

Proviciat Kawan......

Minggu, 30 Mei 2010

Manajemen Pembangunan NTT

Rasanya sudah terlalu lama saya meninggalkan blog tercinta ini oleh karena berbagai kesibukan pekerjaan saya. Banyak hal yang ada dalam mimpi saya, tapi belum sempat dituangkan dalam tulisan. Sekarang saya coba menuangkan satu mimpi saya tentang model pembangunan NTT yang lebih kepada tata kelola keuangan daerah. Apakah judul diatas tepat atau tidak bila dibandingkan dengan isi tulisan ini saya mohon maaf.....

Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih dikenal sebagai daerah miskin karena PAD nya masih sangat rendah dan untuk membangun NTT masih sangat tergantung dana dari luar (DAU, DEKONSENTRASI, TUGAS PERBANTUAN, DAK dan sebutan lainnya). Disamping itu perekonomian NTT masih sangat tergantung pada investasi pemerintah dan ini terlihat jelas sekali pada saat bulan Januari - Maret setiap tahunnya aktivitas perekonomian NTT lesu karena pada saat itu dana pemerintah belum cair atau masih dalam tahapan tender/proses pengadaan dan persiapan administrasi lainnya. Itulah kondisi kita dan itulah yang kita punya.

Disisi lain, sepertinya kita ("Pemerintah"??) kurang menyadari itu atau apalah istilahnya tentang kondisi ini. Kenapa? Kalau kita lihat investasi di NTT sangat minim apalagi di bidang pertanian kalau dibandingkan dengan dana yang sudah dikeluarkan untuk promosi potensi NTT ke seluruh Indonesia dan berbagai penjuru dunia kelihatannya tidak sebanding dengan perkembangan usaha pertanian di NTT. Dalam satu tulisan/pikiran saya terdahulu pernah dibahas dan saya berpikir bahwa seharusnya Pemerintah dengan dana yang ada mustinya diinvestasikan untuk membangun suatu usaha pertanian yang berskala menengah sampai besar untuk membuktikan bahwa memang potensi itu ada dan benar benar bisa memberikan hasil yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat NTT. Saya percaya bahwa itu akan menjadi motivasi untuk tumbuhnya usaha-usaha pertanian lain di kabupaten/kota se NTT.

Begitu pula dalam pemanfaatan APBD Provinsi NTT dana yang ada lebih diarahkan untuk membangun khususnya di bidang pertanian, setiap tahun tidak kurang puluhan milyard rupiah yang dianggarkan untuk berbagai kegiatan pertanian (Tanaman Pangan, Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan) tapi bila dibandingkan dengan hasilnya seperti peningkatan produksi ataupun peningkatan produktivitas atau juga perluasan areal tanam atau peningkatan populasi kayaknya tidak sebanding (bisa dilihat dengan jelas pada angka angka statistik pertanian NTT). Barangkali kalau dihitung secara matematis dari dana perluasan areal atau peningkatan populasi sejak tahun 1980 an sampai sekarang laut pun sudah tertanam pohon jeruk, jambu mente, kopi, atau jagung, padi dan lain-lain. Selain itu karena pola bantuan pemerintah yang sekarang dikenal dengan istilah Bansos (Bantuan Sosial) membuat masyarakat NTT menjadi sangat tergantung dengan pemerintah. Pemerintah seperti sinterklass atau hartawan yang selalu membagi hartanya kepada masyarakat tapi masyarakatnya tidak bertambah sejahtera bahkan menjadi orang-orang yang marah karena namanya tidak terdaftar dalam Bantuan Beras Miskin (Raskin) ataupun Bantuan Langsung Tunai (BLT). Point utama yang ingin saya bahas dalam tulisan/pikiran ini adalah Kita NTT mengaku miskin tapi tata kelola keuangan daerah kita seperti hartawan/sinterklass.

Mustinya (menurut saya), tata kelola keuangan daerah kita harus diperhitungkan setiap pengeluaran per rupiah dengan hasilnya. Untuk sektor pertanian misalnya, dana yang dikeluarkan untuk mengembangkan jagung harus diperhitungkan dana tersebut dapat mengembangkan berapa luas areal jagung (benih, saprodi dll), berapa produktivitasnya sehingga akan menghasil produksi jagung berapa banyak. Diatas kertas ini bisa dihitung tapi kenyataan nya di lapangan bagaimana? Kalau hal ini saja tidak menjadi perhatian serius pemerintah maka jelas setiap tahun kita hanya menghabiskan dana APBD kita.
Dalam pikiran saya, mestinya pemerintah menargetkan dari seluruh dana APBD setiap tahunnya berapa persen yang harus kembali (diluar pendapatan). Contoh, Bila pemerintah menganggarkan untuk pengembangan jagung Rp. 10 Milyard maka minimal 90% dana tersebut harus kembali. Mustahil????? Tidak. kalau pendekatannya bukan bagi-bagi benih dan saprodi kepada Kelompoktani (cara lama) tapi dengan pendekatan baru, yaitu melalui pengembangan agribisnis yang sebenar benarnya (bukan hanya nama program). Bila Rp. 10 Milyard tersebut digunakan dengan cara, sewa lahan petani (Dataran Oesao misalnya) kemudian di dataran tersebut pada musim tanam kedua ditanami jagung. Maka kita dapat melihat secara jelas bukti bahwa pada luasan tertentu ada jagung yang tertanam, luas tanamnya harus benar benar ekonomis. Pada waktu jagung siap di panen dapat mengundang para pembeli untuk penawaran harga. Kemudian setelah disepakati harga dan jagung tersebut di panen dapat langsung di kapalkan keluar NTT oleh pembelinya. Cara ini sangat menguntungkan baik untuk petani, pedagang, pemerintah maupun perekonomian NTT. Kenapa? (1). Biaya produksi jagung dapat ditekan karena lahan yang digunakan pada musim tanam kedua berarti telah diolah sebelumnya, masih ada residu pupuk yang belum terpakai sehingga pemupukannya bisa setengah rekomendasi, air tersedia cukup, (2) petani bisa mendapatkan 2 (dua) pendapatan sekaligus yaitu pendapatan dari sewa lahannya dan sekaligus bisa mendapatkan pendapatan sebagai tenaga kerja, (3) Lahan kompak dan transportasi lancar, (4) Keberhasilan program pemerintah dapat terlihat secara langsung, (5) Motivasi bagi para pengusaha untuk mengembangkan usaha sejenis, (6) Akan tercipta pasar sarana produksi baru sehingga terjadi persaingan harga dari produsen sarana produksi artinya saprodi menjadi tersedia dan murah dan (7) Akan tumbuh usaha jasa pendukung lainnya. Disamping itu jelas sekali bahwa Rp. 10 Milyard tersebut akan kembali karena dari penjualan jagung tersebut dikurangi biaya produksi dan biaya operasional lainnya dapat langsung disetor kembali ke rekening pemerintah provinsi. Hitungannya, bila hanya kembali Rp. 8 Milyard saja, menurut saya sudah untung karena biasanya dana untuk kegiatan sejenis tidak kembali Rp. 1 pun apalagi kalau diperhitungkan dengan 7 (tujuh) keuntungan tersebut diatas...... wah menguntungkan sekali.

Seandainya program pemerintah dengan pendekatan seperti tersebut diatas dapat dilakukan pada beberapa kegiatan pembangunan maka dana APBD tidak habis dipakai tapi ada dana APBD yang dikembalikan setiap tahunnya sehingga kalau diprogram sekitar Rp. 100 - 200 Milyard dengan pola tersebut maka setiap tahunnya ada Rp. 100 - 200 Milyard yang dapat digunakan kembali untuk program pembangunan di tahun yang akan datang. Bayangkan 5 (lima) tahun yang akan datang kita akan mendapatkan Rp. 1.000 milyard/ Rp. 1 Trilyun.
Bandingkan dengan pola lama, 1 (satu) Dinas Teknis diberikan anggaran pembangunan selama 1 (satu) tahun sebesar Rp. 30 Milyard dan target pendapatan dari Dinas Teknis tersebut hanya Rp. 130 juta. Manakah yang menguntungkan?

Tentu pola ini tidak bisa digeneralisir tapi perlu dipetakan (1) program dan kegiatan yang sifatnya Bantuan Sosial murni khusus untuk membantu masyarakat sangat miskin yang tidak berdaya secara ekonomis, (2) program dan kegiatan yang sifatnya bantuan pinjaman lunak untuk membantu masyarakat yang mulai tumbuh usaha ekonomis produktifnya dan (3) program dan kegiatan yang sifatnya pinjaman dengan bunga tertentu untuk masyarakat yang usahanya benar-benar sudah tumbuh dengan baik namun perlu untuk penguatan permodalan dalam rangka peningkatan skala usaha ataupun jaminan untuk usaha rintisan.
Bila kategori ke (3) telah berkembang maka dapat diambil alih pelayanan permodalannya oleh perbankan.

Dengan demikian melalui pola pengelolaan keuangan daerah ini maka secara bertahap APBD NTT akan terus meningkat, rakyat semakin sejahtera dan perekonomian daerah NTT akan terus tumbuh dan berkembang dengan pesat.

Ini hanya suatu ide dalam mimpi saya. Tidak ada maksud untuk mengatakan bahwa yang sudah dilaksanakan sekarang ini salah tapi apabila kita mau mencoba cara lain untuk menjadi pembanding rasanya tidak salah juga.

Akhirnya saya mohon maaf apabila tulisan saya ini menyinggung perasaan para pembaca dan juga begitu lemah pola pikirnya serta tata penulisan yang sederhana. Ini hanya suatu tulisan untuk konsumsi saya pribadi bahwa ide/mimpi ini pernah ada dalam hidup saya. Terima kasih dan Tuhan memberkati.

Jumat, 24 Juli 2009

Gereja Nusra Peduli Petani Membangun Kedaulatan Pangan

Pertemuan Pastoral (Perpas) VIII Gereja Regio Nusa Tenggara hari perdana yang berlangsung di Lantai III, Hotel Bintang Sylvia Maumere - Sikka yang berlangsung 21 - 24 Juli 2009 bagi saya merupakan pengalaman pertama mengikuti acara sejenis di kalangan Gereja Katolik maklum karena saya dari lingkungan Gereja Protestan. Sangat menarik, memberikan kesan yang mendalam dan makin membuka wawasan saya...... Betapa tidak pesertanya adalah Uskup Agung Ende Mgr, Vincentius Sensi Potokota, Uskup Agung Kupang Mgr. Petrus Turang, Uskup Maumere Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira SVD, Uskup Larantuka Mgr. Frans Kopong Kung, Uskup Atambua Mgr. Dominikus Saku, Uskup Denpasar Mgr. Silvester San, dan Uskup Weetebula Mgr. Edmund Woga CSsR disamping itu hadir pula para Romo, Pater dan utusan Petani, Nelayan, Peternak dan Tukang dari masing-masing wilayah tersebut.

Yang lebih menarik lagi topik sentral yang dibahas dan sekaligus menjadi thema dari pertemuan tersebut adalah :
Gereja Nusra Peduli Petani Membangun Kedaulatan Pangan. Benar-benar hampir 90 % bahkan mungkin lebih hanya membicarakan persoalan bagaimana memecahkan persoalan kemiskinan, kerawanan pangan dan gizi buruk di wilayah Nusra....... Para Bapa Uskup begitu serius mengikuti dan memberikan pikiran-pikiran yang luar biasa...... semua peserta terlibat aktif memberikan masukan dan saran yang sangat konstruktif ........ pada saat saya berpikir dan merenungkan inilah bentuk pelayanan Yesus Kristus datang dan hadir dimuka bumi ini untuk menolong orang miskin dan tak berdaya....... saya merinding...... seakan melihat semua yang hadir disitu adalah gambaran kebaikan Tuhan Yesus....... Luar biasa...... Para tokoh agama berbicara tentang pertanian, tentang ketahanan pangan, tentang ekonomi dan tentang teknologi dengan begitu fasihnya........ Saya bersyukur pada Tuhan karena berkatnya sehingga saya diizinkan hadir di forum ini......

Bagi saya, ini merupakan kekuatan dukungan yang luar biasa kuatnya untuk membangun Kedaulatan dan Ketahanan Pangan di Nusa Tenggara Timur...... Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan terlebih institusi yang menangani Ketahanan Pangan benar-benar harus memanfaatkan dan menindaklanjuti hasil-hasil dari pertemuan ini terutama rekomendasi yang dihasilkannya. Upaya untuk mewujudkan Kelompok Basis Gereja (KBG) Mandiri Pangan harus di dukung dengan berbagai program dan kegiatan baik yang bersumber dari APBN, APBD I maupun APBD II dan bergandeng tangan dengan pihak swasta serta Gereja tentunya maka bukan tidak mungkin dalam waktu tidak terlalu lama KBG Mandiri Pangan ini dapat tercapai di Nusa Tenggara Timur......

Saya berharap, Gereja-Gereja Protestan, MUI, Parisadha Hindu dan organisasi-organisasi keagamaan dapat melakukan hal seperti ini karena tentunya semua agama selalu ingin agar umatnya sehat, sejahtera dan bahagia.......... Dan ini harus dilakukan melalui karya-karya nyata bukan hanya melalui khotbah2 saja..... tapi juga turun langsung ke tengah umat dan memberikan solusi-solusi yang dapat dilakukan baik melalui program dan kegiatan yang dibiayai lewat kelembagaan agama maupun mendukung program dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.......

Proviciat untuk Panitia Pelaksana Perpas VIII Regio Nusra, karya pengabdian mu akan mendatangkan kesejahteraan bagi umat manusia di NTT ini.......... Terima kasih atas kesempatan yang diberikan pada saya.... Tekad saya melalui bidang tugas dan kerja, saya akan menindak lanjuti rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan pada pertemuan ini.... Mohon dukungan doanya.

Selasa, 26 Mei 2009

Sabu Raijua Menantang......

Hari ini Selasa, tanggal 26 bulan Mei tahun 2009..... sejarah baru dimulai....... Sejarah berdirinya Kabupaten ke 21 di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Sabu Raijua....... Pulau yang kecil... kecamatan yang selama ini menjadi bagian dari Kabupaten Kupang ...... yang selalu menikmati mahalnya harga BBM, susahnya mencari BBM, namun dari Pulau ini, dari suku yang bermukim di Pulau ini banyak Pahlawan terlahir contoh Alm El Tari, Alm Piet A. Talo, dan masih banyak nama-nama lain yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu disini.

Sejarah baru, lembaran baru dibuka.......... Siapa yang harus mengisi catatan prestasi pada setiap lembaran yang akan dibuat? Seperti apakah sejarah yang akan kita buat? Apa yang menjadi harapan kita pada masa-masa yang akan datang dari Kabupaten termuda di NTT ini?

Mudah2an Kabupaten Sabu Raijua ini bukan dibuat hanya untuk memuaskan nafsu kekuasaan dari segelintir orang yang hanya ingin berkuasa..... bukan hanya karena tidak mau kalah dengan dengan pulau dan suku lainnya di NTT yang telah berhasil membentuk kabupaten baru juga tapi Kabupaten Sabu Raijua memang di bangun untuk menjawab kebutuhan masyarakat di Pulau Sabu Raijua yang sangat jauh dari pelayanan dan akses terhadap berbagai yang menjadi kebutuhan dasar manusia.......... Kabupaten Sabu Raijua hadir untuk suatu misi mempercepat kesejahteraan masyarakat yang tinggal di Pulau Sabu dan Raijua.

Kalau itu tekadnya, maka hal penting dan yang utama adalah bangun Sabu Raijua dalam suatu tatanan yang harmonis, yang tidak memecah belahkan ikatan kekeluargaan yang begitu erat diantara orang Sabu Raijua karena tanpa suasana yang harmonis maka percepatan yang diharapkan tidak mungkin tercapai...........

Percaturan politik untuk menentukan siapa pemimpin di Kabupaten ini harus dilakukan dalam tatanan etika sosial budaya Sabu yang kuat..... Jangan karena perebutan untuk menjadi pemimpin terus segala cara dan upaya dihalalkan dan hasil akhirnya adalah konflik dan perpecahan diantara keluarga sendiri........ tentu ini bukan suatu kondisi yang kondusif untuk membangun Sabu Raijua dalam rangka mengejar berbagai ketertinggalan yang ada disana.

Fokus......... ini juga menjadi kata kunci untuk suatu keberhasilan membangun Sabu Raijua. Kenapa? Kita tahu bersama berapa sih dana yang dialokasikan oleh pemerintah pusat untuk satu kabupaten, nah itu berarti kita harus benar-benar mengelola dengan efektif dan efisien tentunya melalui penetapan prioritas pembangunan dan tentunya itu yang akan menjadi fokus dari setiap insan pembangunan di Sabu Raijua baik itu pemerintah (Eksekutif,) legislatif, swasta/LSM dan masyarakat sendiri. Contoh : dalam menata organisasi pemerintah di Sabu Raijua, jangan asal kita tiru dari kabupaten lain saja tapi buatlah kajian yang benar dan jujur kelembagaan apa saja yang dibutuhkan disana. Kalau ini dilakukan dengan baik maka akan terjadi penghematan dana yang sangat besar dan itu berarti dana tersebut dapat diinvestasikan pada pengembangan ekonomi masyarakat.

Laut............ itulah potensi yang harus digarap oleh pemerintah disana........ Jangan di kelola dengan cara lama seperti perusahaan daerah yang dipimpin oleh orang2 pensiunan tapi harus dikelola secara profesional oleh orang2 yang mempunyai keahlian dibidangnya. Kenapa Sabu Raijua tidak merintis Pengolahan ikan seperti ikan kaleng dan produk2 kelautan lainnya untuk mensuplay kebutuhan di NTT?

Ini mimpi....... ini ide........... ini gagasan ......... ini harapan.........

Saat ini Sabu Raijua menantang kita semua untuk berkontribusi dalam bentuk apapun agar sejarah bahagia hari ini akan mengantarkan masyarakat Sabu Raijua menjadi lebih bahagia dan sejahtera di masa yang akan datang......

Selamat dan sukses atas berdirinya Kabupaten ke 21 di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabu Raijua........ Semoga Tuhan memberkati kita semua untuk bekerja dengan talenta yang Tuhan sudah berikan pada kita demi kemulian Tuhan yang dicerminkan oleh Kebahagian dan kesejahteraan masyarakat Sabu Raijua. Amin

Minggu, 26 April 2009

NTT Berkabung......

Sabtu malam jam 21.45 wita.... saya mendapat sms dari teman saya tentang berita dukacita telah meninggalnya Bapak Piet A. Tallo, SH di RS Gatot Subroto Jakarta. Saya kaget dan tidak percaya... tapi kemudian saya mencoba mencari informasi kepada beberapa teman dan juga melihat running text di Metro TV..... saya menjadi percaya dan ini bukan mimpi......
NTT telah kehilangan seorang tokoh besar, seorang pemimpin kerakyatan, seorang Bapak yang sangat perhatian pada siapa saja...... dan berbagai gelar/sebutan yang memang sangat pantas untuk diberikan pada Beliau.........
Sebenarnya........ Tulus ..... Kami masih rindu dan sangat membutuhkan kehadiranmu di bumi Flobamora tercinta ini.... Kami masih butuh berbagai pikiran brilliant mu, kami masih butuh nasehat mu, kami masih butuh ketokohan mu, kami butuh figur kebapakan mu...... tapi kenapa harus secepat ini ......
Tapi sebagai rakyatmu, sebagai anak mu kami juga menyadari betapa Engkau begitu menderita dengan beban alat-alat medis yang harus terus bersama mu........ Mengingat akan hal itu kami menjadi pasrah dan berkata..... Inilah yang terbaik yang Tuhan Yesus sediakan bagi mu.... Sekarang Engkau telah bahagia bersama Tuhan Yesus di rumah Bapa yang Kekal..... Disana tidak ada lagi penderitaan, disana tidak ada lagi beban....... Kami yakin itu ...... karena Engkau telah memberikan jiwa dan raga mu, Engkau telah membaktikan dirimu setengah dari umur mu hanya untuk NTT tercinta...... Flobamora tercinta......
Harapan kami Engkau tetap memperhatikan kami dari sana....... Biarlah kami anak-anakmu warga NTT akan terus melanjutkan usaha dan upaya mu untuk membangun NTT tercinta... menjadi daerah yang sejahtera, provinsi yang tidak tertinggal dari provinsi lain di bumi pertiwi ini......... Bekal yang telah Engkau berikan untuk kami selama ini akan kami pakai, akan kami kembangkan demi pengabdian kami di NTT tercinta.

Selamat Jalan Pak Piet ......... Doa kami selalu bersama mu........

Selasa, 07 April 2009

Tawaran Kerjasama Pengembangan Masyarakat di NTT

Sejak 31 Desember 2008 Program PIDRA di NTT telah berakhir dalam aktivitas pendampingannya pada masyarakat. Seperti yang telah kami tulis pada artikel-artikel sebelumnya tentang PIDRA di NTT sekali lagi kami ingin menyampaikan bahwa Program PIDRA telah berhasil membangun 897 Kelompok Mandiri Program (KMP) yang berdasarkan hasil evaluasi terakhir menunjukan hasil 90% berada pada kategori Baik sampai dengan Sangat Baik. Disamping itu ada 94 Federasi yang merupakan gabungan dari KMP-KMP disetiap desa pelaksana program dimana aktivitas mayoritas mereka adalah : simpan pinjam (Keuangan Mikro), pemasaran bersama berbagai komoditi pertanian, dan juga pertokoan. Sedangkan untuk penanganan pengembangan sarana prasarana umum, konservasi lahan (DAS) dan kegiatan fisik lainnya telah ada Lembaga Pembangunan Desa (LPD) dimana mereka telah mempunyai kemampuan, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring evaluasi yang cukup kuat. Inilah kekuatan yang kami punya saat ini, disamping itu masih ada 5 Lembaga Sawadaya Masyarakat di Kabupaten Pelaksana, yaitu TTS (Yayasan OISCA), TTU (Yayasan Mitra Tani Mandiri), Alor (Yayasan Obor Swadaya), Sumba Timur (Yayasan Pahadang Manjoru) dan Sumba Barat, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya (Yayasan Satu Visi) yang siap berkolaborasi dalam berbagai kegiatan pemberdayaan di daerah tersebut.
Mereka memang sudah mempunyai kemampuan atau kekuatan tapi mereka juga masih terus diperhadapkan dengan berbagai dinamika perkembangan ekonomi dan sosial sehingga mereka masih harus terus diperkuat kapasitasnya terutama dalam hal pengembangan kelembagaan keuangan mikro, pemasaran bersama, perluasan skala usaha, pengembangan jejaring dengan pihak lain, serta kerjasama dengan pihak-pihak lembaga permodalan dan juga upaya untuk peningkatan sarana prasarana umum di pedesaan yang masih minim. Untuk itu, saya mengajak kepada semua pihak yang terpanggil untuk mengembangkan masyarakat di NTT sehingga mereka makin kuat dan sejahtera. Ajakan ini ditujukan kepada perorangan ataupun lembaga, dalam negeri maupun luar negeri, dengan berbagai model kerjasama seperti hibah maupun pinjaman lunak atau hubungan kemitraan lainnya. Bagi yang berminat dapat menghubungi kami melalui Email : ryanot268@yahoo.com untuk dapat bernegosiasi lebih lanjut.
Mudah-mudahan melalui cara ini kita dapat membagikan kelebihan kekuatan yang ada pada kita agar dapat dipakai untuk menguatkan mereka yang baru terangkat kepermukaan dari berbagai keterpurukan mereka. Terima kasih atas perhatian dan dukungannya. Tuhan memberkati.